“Apakah benar umat Nasrani percaya Isa sebagai Allah mati tersalib? Bukankah Allah tidak dapat mati?” Ini adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh umat Islam. Kadang ada istilah yang terasa membingungkan. Sebenarnya umat Islam dan Nasrani setuju Allah tidak dapat mati. Mari kita lihat pengertian sebenarnya dari hal ini. Pemahaman ini akan membuat Anda mengerti juga kasih Allah bagi manusia. Pandangan Isa Sebagai Kalimatullah Untuk mengerti pembahasan ini, mari kita mulai dari dasar. Kita perlu mengerti Isa sebagai Kalimatullah. Umat Islam percaya Isa adalah Kalimatullah. “. . . Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah . . . kalimat-Nya kalimatullah yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan dengan tiupan roh dari-Nya” Qs 4171. Hal yang sama tertulis pada Hadits. Beberapa contohnya adalah Hadits Anas ibnu Malik hal. 72 dan Hadits Shahih Al-Bukhari No. 3180. Umat Nasrani percaya kepada Kitab Allah, yaitu Injil. Di dalamnya, menyatakan Isa adalah Kalimatullah Kalimat/ Firman Allah. “Pada mulanya adalah Firman [Kalimatullah, Isa Al-Masih]. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” Injil, Rasul Besar Yohanes 11. Injil menyatakan bahwa Allah dan Firman-Nya adalah satu. Tidak mungkin keduanya terpisah. Inilah konsep Tauhid sebenarnya. Karena itu umat Nasrani percaya Isa adalah perwujudan kebenaran Allah bagi manusia. Ia berwujud manusia namun hakekat-Nya Ilahi. Memang pribadi Isa sangat istimewa dalam Al-Quran. Ia lahir dari perawan Qs 347, Ia pribadi yang suci dan juga penuh mukjizat Qs 349. Bahkan Isa satu-satunya yang seperti Allah mengetahui kiamat Qs 355. Tidak ada nabi lainnya tergambarkan seperti ini. Jelas karena Isa adalah perwujudan Kalimatullah. Ia bukan manusia biasa. Setelah mengerti ini maka kita bisa menjawab pertanyaan selanjutnya. Jika Isa adalah Kalimatullah, mengapa bisa mati tersalib? Karena jelas Allah tidak dapat mati. Mari kita lihat penjabarannya. Allah Tidak Dapat Mati, Demikian Juga Kalimat-Nya Umat Nasrani percaya Isa adalah perwujudan Kalimatullah. Karena itu Ia tidak dapat mengalami kematian kekal. Kematian Isa di kayu salib hanyalah masa sesaat Ruh Allah meninggalkan tubuh fisik-Nya. Untuk menyatakan bahwa memang “upah dosa ialah maut” Injil, Surat Roma 623. Dosa membuat manusia jauh dari Allah. Namun Allah adalah sumber hidup. Karena itu Kalimatullah bangkit. Ia menjadi pernyataan kuasa Allah bagi kehidupan manusia. Umat Islam bisa mengerti hal ini dengan mudah. Ada beberapa dalil dalam Islam yang dapat membantu pemahaman. Umat Islam mengetahui bahwa kematian hanyalah masalah jasmani. Ruh manusia tetap hidup bahkan setelah tubuhnya meninggal Qs 8927-28. Demikian juga Isa sebagai Kalimatullah tetap hidup. Umat Islam percaya bahwa Al-Quran hakekatnya adalah kekal. Tidak dapat dimusnahkan. Memang ada kitab Al-Quran berupa kertas dan tinta. Namun ada kitab suci Al-Quran yang abadi bersama Allah. Jika rumah seorang Mukmin terbakar, ia bisa saja kehilangan kitab Al-Quran. Namun bukan berarti Kalimatullah abadi musnah karena hal tersebut. Demikian juga Isa sebagai Kalimatullah adalah kekal. Ia tidak akan musnah karena penyaliban. Hanya tubuh fisik-Nya yang mengalami kematian. Namun setelah itu, Allah membangkitkan tubuh jasmani Isa. Hal ini menyatakan kemenangan Kalimatullah atas dosa dan maut. Jadi, umat Nasrani percaya Allah tidak dapat mati. Penyaliban Isa tidak menghancurkan Kalimatullah. Allah mengijinkan peristiwa itu terjadi karena Ia memiliki tujuan tersendiri. Jika demikian, apa alasan Kalimatullah menjadi manusia lalu mati tersalib? Kasih Allah Untuk Manusia Sangat Besar Allah mengerti bahwa manusia penuh dosa. Tidak ada yang bisa memenuhi semua hukum Allah. Akibat utama dari dosa adalah maut, yaitu hukuman kekal di neraka. Karena itu Allah memberikan Isa sebagai perwujudan Kalimat-Nya. Tujuannya untuk menjadi panduan manusia agar bisa selamat. Manusia bisa hidup bersama Allah di surga. “Tetapi Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita ketika Kristus [Isa Al-Masih, Kalimatullah] mati untuk kita pada waktu kita masih orang berdosa. . . kita didamaikan dengan-Nya melalui kematian Anak-Nya, . . . kita akan diselamatkan juga melalui hidup Kristus” Injil, Surat Roma 58-10. Anda mungkin bertanya, bagaimana Allah yang Maha Besar perlu melakukan hal ini. Mengapa Ia perlu turun langsung menolong manusia? Kita bisa mengerti dari gambaran seorang raja besar yang sangat mengasihi anaknya. Satu saat ia melihat anaknya tenggelam dalam lumpur. Bukankah raja tersebut akan rela terjun langsung ke lumpur untuk menyelamatkannya? Raja tidak akan peduli dengan semua gengsi dan kedudukannya. Ia juga tidak menghiraukan kotornya lumpur tersebut. Bahkan walaupun ada pegawai yang ikut menolong, tetap saja sang raja mau menyelamatkan langsung anaknya. Demikian juga kasih Allah kepada manusia sangat besar. Ia melihat manusia tenggelam dalam lumpur dosa. Itulah alasannya Kalimatullah menjelma menjadi manusia. Untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mari Menerima Kasih Allah! Isa adalah perwujudan Kalimatullah. Ia adalah jalan Allah untuk manusia menerima kasih Allah dan beroleh selamat. Jika Anda mengimani dan menjadi pengikut Isa maka Allah akan mengampuni dosa Anda. Allah akan menuntun hidup Anda melalui Kalimatullah sampai nanti masuk surga. Inilah tanda kasih Allah yang terbesar bagi manusia. “Allah menyatakan bahwa Ia mengasihi kita dengan mengutus Anak-Nya [Isa Al-Masih] yang tunggal ke dalam dunia supaya kita memperoleh hidup melalui Anak-Nya itu” Injil, Rasul Besar 1 Yohanes 49 BIS. Mari mengimani Isa, sang Kalimatullah untuk menerima kasih Allah. Lihat artikel ini dalam bentuk video [Isa dan Islam – Rindukah Saudara Pembaca mengalami keselamatan dan hidup kekal? Kami mengundang Saudara menyelidiki konsep keselamatan dari dosa lebih mendalam. Jika Saudara berdoa dengan hati tulus, maka Roh Allah akan memimpin Saudara. Jika ada pertanyaan, kiranya Saudara mengemail Staff, Isa dan Islam.] Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Allah Dapat Mati, Bagaimana Mungkin? Tuhan Tidak Bisa Mati!” ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS/WA ke 0812-8100-0718
SifatSifat Mustahil bagi Allah. Sifat Mustahil Bagi Allah artinya Sifat Yang Tidak Mungkin ada pada Allah Swt. Sifat Mustahil Allah merupakan Lawan Kata/Kebalikan dari Sifat Wajib Allah Berikut dibawah ini adalah 20 sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT: 'Adam - ﻋﺪﻡ. artinya tiada (bisa mati) Huduts - ﺣﺪﻭﺙ.
A. al-Muqaddim B. as-Samad C. al-Baqi D. al-Muqtadir22. Peristiwa hancurnya alam semesta beserta isinya merupakan....A. macam-macam hari akhir B. tanda-tanda hari akhir C. makna hari akhir D. hikmah percaya pada hari akhir23. Disebutkan dalam al-Qur’an tentang kejadian hari Akhir adalah merupakan ....A. tanda-tanda hari akhir B. nama kiamat sughroC. hikmah percaya pada hari akhir D. contoh terjadinya hari Akhir24. Peristiwa terjadinya hari akhir disebutkan dalam al-Qur’an yaitu surat ....A. al-Kafirun B. al-Qari’ah C. al-Ma’un D. al-Fil25. Hancurnya alam disekitar kita antara lain gempa bumi, tsunami dan gunung Meletus merupakan bentuk kiamat ....A. besar B. kubroC. sughro D. agung26. Tempat berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan pada hari kiamat adalah ....A. padang pasir B. padang mahsyarC. padang arafahD. neraka27. Banyak ulama yang wafat, maksiat merajalela dan ilmu agama dianggap tidak penting, kalimat tersebut merupakan ….A. tanda-tanda hari kiamatB. hikmah hari kiamatC. macam-macam hari kiamatD. makna hari kiamat28. Perilaku laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai laki-laki merupakan ….A. hikmah hari akhirB. tanda-tanda hari akhirC. makna hari akhirD. macam-macam hari akhir29. Mempercayai adanya hari ahir merupakan rukun iman yang ke ….A. 3B. 4C. 5D. 630. Di bawah ini yang bukan hikmah mempercayai hari akhir adalah ….A. bersikap jujur, disiplin dan tanggung jawabB. bertambah yakin kepada kekuasaan AllahC. menunda nunda amal kebaikanD. bertambah semangat beribadah
Antaramazmummah utama yang menghilangkan bahagia di hati ialah : 1. Pemarah paling mudah dikesan atau dilihat dan paling banyak di dalam diri manusia. Orang seperti ini jarang mendapat kawan dan hati tentunya tidak tenang. 2. Pendendam tersembunyi iaitu ibarat mengumpul lahar di dalam dada.
Sebelumnya sudah dibahas tentang sifat Qidam yang pasti dimiliki oleh Tuhan. Semua yang mengklaim dirinya Tuhan, haruslah sudah ada tanpa awal mula; dan apabila tidak demikian maka dapat dipastikan bukan Tuhan. Selain harus ada tanpa awal permulaan, keberadaan Tuhan juga pasti wajib ada tanpa akhiran, atau dengan kata lain kekal selamanya tanpa batasan waktu. Apabila ada yang mengklaim dirinya Tuhan atau diklaim sebagai Tuhan tetapi tidak kekal, maka dapat dipastikan bahwa sosok tersebut bukan Tuhan. Dari mana kita tahu bahwa Tuhan itu pasti dan harus kekal? Pada kajian sebelumya sudah dibahas bahwa segala kejadian di alam semesta ini tidak ada yang kebetulan atau terjadi dengan sendirinya. Setiap penciptaan atau perubahan dari satu hal menjadi hal lainnya sudah pasti hanya dapat terjadi dengan peran pihak yang menciptakan dan mengubahnya. Jadi, selama di alam semesta ini ada penciptaan dan ada perubahan apa pun, maka di ujung semua itu bisa kita pastikan ada Tuhan yang mengontrol semuanya. Detail tentang kontrol Tuhan ini akan kita bahas pada kajian sifat berikutnya. Sifat kekekalan Tuhan dalam ilmu kalam disebut dengan istilah Baqa' atau sifat selalu ada. Alasan mengapa sifat ini harus ada pada diri Tuhan adalah sebab kebalikan sifat ini, yaitu sifat Fana, adalah hal yang mustahil bagi sosok Tuhan. Tuhan adalah pokok semua kehidupan, pokok semua design, pokok semua peristiwa sehingga tidak mungkin Tuhan tidak kekal. Bila Tuhan mati atau bisa mati di masa depan, maka berarti dia punya kekurangan yang fatal yang membuatnya tidak layak disebut Tuhan. Kemustahilan sifat fana ini memastikan adanya sifat kekal bagi Tuhan. Bila ada yang bertanya bagaimana bisa ada sesuatu yang kekal sedangkan kita menyaksikan seluruh hal di dunia ini fana? Jawabannya adalah Segala sesuatu yang kita saksikan adalah makhluk atau hal-hal yang punya awalan muhdats, sedangkan Tuhan adalah Sang Khaliq yang menjadi pencipta dan pengatur segala hal yang punya awalan tersebut muhdits. Bila segala hal muhdats mengalami perubahan, maka dapat dipastikan bahwa Sang Muhdits tidak mungkin mengalami perubahan. Karena tidak mengalami perubahan apa pun, maka ia kekal selamanya. Gampangnya, bila semua makhluk punya awal mula lalu berevolusi secara mikro maupun makro lalu kemudian musnah, Tuhan selaku designer semesta mustahil mengalami semua itu. Mengiaskan antara makhluk dan Tuhan merupakan kesalahan fatal sebab apa yang terjadi pada makhluk tidak harus terjadi pada Tuhan. Bila mau dianalogikan dengan kasus yang lebih simpel, kita dapat mengandaikan bahwa semesta ini adalah siaran televisi. Posisi Tuhan dalam hal ini adalah stasiun pemancar siarannya sedangkan posisi makhluk adalah pesawat televisinya. Pesawat televisi dapat hidup dan mati kapan saja, tetapi stasiun pemancarnya harus selalu menyala. Apabila stasiun pemancarnya mati, maka seluruh siaran televisinya juga akan mati. Ketika siarannya masih dapat terlihat, itu artinya stasiunnya masih menyala. Meskipun tidak sama persis, dari contoh sederhana ini dapat dipahami bagaimana relasi antara Tuhan dan makhluk. Selama makhluk ada, itu artinya ada Tuhan yang merawatnya dan menghendakinya tetap ada. Makhluk bisa saja mati kapan saja, tetapi Tuhan tidak mungkin pernah mati atau tidak ada sebab dialah sumber dari segala keberadaan. Penjelasan rasional di atas sudah cukup untuk membuktikan bahwa Tuhan itu pasti kekal kepada pihak yang tidak mempercayainya. Adapun bagi orang mukmin, sifat kekal Allah ini dapat dibaca pada ayat berikut وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ [الرحمن 27] Artinya, "Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." QS Ar-Rahman 27. كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [القصص 88] Artinya, "Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Miliknyalah segala penentuan, dan hanya kepadanyalah kalian dikembalikan." QS Al-Qashash 88. Berbeda dengan sifat Qidam yang hanya boleh dimiliki Tuhan saja, sifat kekal ini juga bisa dimiliki oleh makhluk , namun tentunya hanya dengan izin dan kehendak Tuhan tersebut. Hal ini karena sifat kekal ini berhubungan dengan kehendak Tuhan untuk membiarkan makhluknya tidak mati. Selama Tuhan berkehendak makhluk tertentu tidak mati, maka makhluk itu akan kekal bersamanya. Dari berbagai ayat dan hadis kita tahu bahwa ada banyak hal yang kekal seperti surga beserta seluruh isinya adalah kekal dan neraka beserta seluruh isinya juga kekal. Semua makhluk pasti punya awal mula tetapi soal punya akhir atau tidak itu terserah Sang Khaliq yang menciptakan dan merawatnya. Jadi, meskipun sama-sama bisa kekal, namun kekekalan Tuhan dan makhluk berbeda jauh. Kekekalan Tuhan terjadi karena diri-Nya sendiri sedangkan kekalnya makhluk terjadi karena dikehendaki oleh Tuhan. Kekalnya Tuhan ada tanpa awal mula sedangkan kekalnya makhluk mempunyai permulaan. Kekalnya Tuhan sama sekali tidak bisa berubah menjadi fana, sedangkan kekalnya makhluk bisa saja pada akhirnya diubah menjadi fana bila Tuhan menghendakinya. Yang terakhir ini dialami oleh Iblis yang dikekalkan hingga hari kiamat nanti lalu pada akhirnya akan dimatikan bersama seluruh makhluk lainnya. Ustadz Abdul Wahab Ahmad, Peneliti Bidang Aqidah di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Pengurus Wilayah LBM Jawa Timur.
. yzghrz061x.pages.dev/995yzghrz061x.pages.dev/188yzghrz061x.pages.dev/416yzghrz061x.pages.dev/992yzghrz061x.pages.dev/39yzghrz061x.pages.dev/174yzghrz061x.pages.dev/483yzghrz061x.pages.dev/707yzghrz061x.pages.dev/555yzghrz061x.pages.dev/390yzghrz061x.pages.dev/469yzghrz061x.pages.dev/180yzghrz061x.pages.dev/357yzghrz061x.pages.dev/56yzghrz061x.pages.dev/876
tidak kekal bisa mati